Lieberman Akui Perang dengan Iran Berakhir Pahit
Mantan Menteri Perang rezim Zionis, Avigdor Lieberman, mengungkapkan kekecewaan mendalam atas hasil akhir konflik dengan Iran. Dalam pernyataan terbarunya, Lieberman menegaskan bahwa perang dengan Iran tidak berakhir sebagaimana mestinya.
Menurutnya, gencatan senjata sepihak yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump justru menjadi bencana strategis bagi Israel. Lieberman mengatakan, Iran melanggar gencatan sepihak itu tanpa mendapat balasan setimpal dari pihak Israel.
Ia menilai kebijakan ini bukan hanya melemahkan posisi tawar Israel, tetapi juga menunjukkan keraguan dan ketidaksiapan untuk menuntaskan konflik. “Kami pulang dengan wajah tertunduk, sementara Iran memaksa kami duduk diam bahkan ketika peluru masih berdesing,” ungkapnya dengan nada geram.
Pernyataan Lieberman menjadi pengakuan terbuka atas kegagalan strategi rezim Zionis dan sekutunya dalam menundukkan Iran. Selama ini, Israel mengklaim siap menindak tegas setiap ancaman dari Iran, namun kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya.
Iran tetap bertahan, bahkan mampu memperluas pengaruhnya di kawasan dan memaksa lawan menahan serangan. Banyak analis menilai, gencatan senjata sepihak yang tidak diikuti perjanjian konkret hanya menjadi celah bagi Iran memperkuat pertahanan dan memperluas pengaruh.
Keputusan untuk tidak membalas pelanggaran gencatan, kata Lieberman, menjadi kesalahan besar yang akan membawa konsekuensi panjang bagi Israel. Di mata rakyat Iran dan pendukungnya, keputusan tersebut menjadi pengakuan tak langsung bahwa kekuatan mereka tidak dapat ditaklukkan hanya dengan tekanan militer.
Hal ini sekaligus mempertegas posisi Iran sebagai kekuatan regional yang disegani, meski selama ini terus ditekan sanksi dan embargo ekonomi. Sementara itu, kritik Lieberman juga mencerminkan kegelisahan di kalangan elite militer Israel.
Banyak pihak menuntut evaluasi kebijakan luar negeri dan strategi pertahanan, terutama menyangkut pendekatan terhadap Iran dan sekutunya di kawasan. Gencatan senjata tanpa kesepakatan jelas kini menjadi sorotan publik dan menambah daftar panjang konflik tak tuntas di kawasan Timur Tengah.
Bagi Iran, pertarungan ini belum usai. Bagi Israel, ini adalah peringatan bahwa sekutu sekalipun tak selalu bisa diandalkan untuk mengamankan kemenangan mutlak di medan perang.